Senarai Tokoh Ulama Hadith Kurun1, Kurun 2 dan Lain-lain

Imam Malik
Zon: Kurun 3 & Lain-Lain
Kelahiran

Imam Malik memiliki nama lengkap, yaitu Malik bin Anas bin Malik bin Abi ‘Amr bin al-Haris bin Usman bin Jusail bin Amr bin al-Haris alAshbahaniy al-Himyariy, Abu ‘Abdillah al-Madaniy.85 Imam Malik merupakan salah seorang ulama terkenal dan Imam kota Madinah. Dia dilahirkan pada tahun 93 H (ada juga yang menyebut tahun 90 H). Adapun daripada segi kepribadian dan sikapnya, Imam Malik dikenal sebagai seorang yang sederhana dan rendah hati.

Keilmuan

Semasa kecilnya pendidikan Imam Malik berlangsung di Madinah. Kecerdasannya terlihat daripada kemampuannya menghafal Al-Qur’an sejak usia baligh, dan pada masa usia tujuh belas tahun, dia telah menguasai ilmu-ilmu Agama. Dalam bidang hadith, Imam Malik belajar daripada pakciknya yang bernama Abu Suhail, seorang ulama terkenal pada masa itu. Di samping daripada pamannya Imam Malik juga belajar kepada para ulama yang berkunjung ke Madinah, selain daripada ulama-ulama besar yang ada di Madinah sendiri.

Imam Malik memiliki banyak guru tempatnya menimba ilmu, bahkan ada yang menyebutkan bahwa dia mempunyai guru sampai 900 orang. Di antara guru-gurunya tersebut adalah Abd Al Rahman Ibn Hurmuz (w. 148), Muhammad Ibn Sihab al-Zuhri (w. 123/ 124 H). Nafi’ Maula ibn Umar (w. 120 H). Imam Ja’far al-Shadiq bin Muhammad bin ali al-Husain bin Ali bin Abi Thalib (148 H). Rabi’ah al-Ra’yi bin Abd al Rahman (w. 136 H). ‘Amir bin Abdillah bin al-Zubair bin al-Awwam, Na’im bin Abdillah al-Majmar, Zaid bin Aslam, ‘Abdillah bin Dinar al-Adawi, Abu ‘Abd al Rahman alMadini Maula bin Umar (w. 127 H).

Dengan kesungguhan dan ketentuan yang dimiliki oleh Imam Malik dalam menuntut ilmu, serta melalui kontribusi guru-guru yang menjadi sumber ilmu bagi Imam Malik, khususnya dalam bidang hadith dan fikih, Imam Malik kemudian lahir dan muncul sebagai ulama besar, khususnya dalam bidang hadith di Madinah. Imam Malik dikenal sebagai seorang yang teliti di bidang hadith. Ibn Hibban mengatakan bahwa Imam Malik adalah orang pertama daripada kalangan fuqaha di Madinah yang menyeleksi para perawi hadith. Malik menolak perawi yang tidak siqat, dan tidak akan meriwayatkan hadith kecuali yang sahih, dan begitu juga beliau tidak akan meriwayatkan hadith kecuali daripada perawi yang siqat, Imam Syafi’i adalah salah seorang murid yang pernah belajar pada beliau.

Selain Imam Syafi’i, masih banyak ulama’ yang menimba ilmu pada beliau, baik daripada Mesir dan Andalusia, yang paling popular adalah Abu Abdullah (Abd Al Rahman bin Qasim), Abu Muhammad (Abdullah bin Wahab bin Muslim), Asyhab bin Abdul Azis Al Qaisi, Abdullah bin Abdul Qasim, Ashbagh bin al Faraj, Muhammad bin Abdullah, Muhammad binIbrahim, Afrika, yang paling popular adalah Ali bin Ziyad Al Tunisi, Ziyad bin Abd al Rahman al Qurthubi, Isa bin Dinar, Abd al Malik bin Habib, Abd al Salam bin sa’id. Murid-muridnya yang menyebarkan mazhabnya sampai ke Irak dan Hijaz adalah Abu Marwan Abd al Malik bin Abi Salamah, Ahmad bin Mu’addzal bin Ghailan al ‘Abdi, Abu Ishaq isma’il bin Ishaq.

Karya

Warisan ilmu berupa naskah-naskah adalah:

1. Risalah Ila Ibn Wahb fi al-Qadr, Kitab An-Nujum, risalah fi al-Aqdhiyah, tafsir li Gharib Alquran, risalah Ila Lais bin Sa’ad, Kitab Syiar, Kitab al-Manasik, Risalah Ila Abu Hasan, dan Kitab al-Muwaththa’.

2. Pada umumnya kitab di atas tidak lagi diketahui keberadaannya kecuali kitab al-Muwaththa’ merupakan karya Imam Malik yang cukup terkenal bahkan menjadi salah satu kitab hadith yang besar di antara kitabkitab yang ada.
Kewafatan

Beliau wafat pada tahun 179 H dalam usia 87 tahun.

Rujukan

1) http://eprints.walisongo.ac.id/1867/4/092211007_Bab3.pdf
>